Warna Pakaian yang Berubah Karena Zat Asam

Image From : kaosmurahindo.files.wordpress.com

Perubahan warna pakaian secara lokal terjadi ketika ada bagian tertentu pakaian yang terkena atau terkontaminasi zat asam secara langsung.

Tipikal perubahan warna pakaian yang semua berwarna tua atau berwarna gelap, umumnya jika terkena zat asam akan menjadi merah muda atau kemerah-merahan.
Namun pada beberapa jenis kain yang nuansa warnanya tipis atau hanya berupa bayang-bayang warna, maka perubahannya akan menjadi berwarna kebiruan bahkan ada kalanya menjadi berwarna kekuningan.

Perubahan-perubahan warna yang terjadi tersebut lebih disebabkan karena sebelumnya pakaian terkena larutan asam ringan atau zat yang mengubah asam dalam jangka waktu tertentu, karena dipakai, karena dalam pengiriman ataupun karena penyimpanan. Beberapa larutan zat cair yang digunakan untuk rambut, umumnya bersifat asam. Demikian juga keringat, zat antispiran, jenis-jenis minuman jus dan minuman ringan lainnya dan beberapa zat cair pada umumnya.

Perubahan warna pakaian akibat terkena zat asam tersebut, umumnya tidak segera dapat terlihat jelas, tetapi berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu dan hanya dapat terlihat setelah kontaminasi dengan zat kimia lainnya, terutama yang bersifat basa.

Tidak jarang pakaian yang sedang dipakai tiba-tiba secara tidak disengaja terkena zat asam ataupun terkena tumpahan cairan asam. Cara pencegahannya, setiap kali pakaian terkena keringat atau terkena tumpahan cairan yang mengandung zat asam tersebut, maka harus segera dicuci untuk menghindari terjadinya perubahan warna yang permanen pada bagian yang terkena noda tersebut. Jika tidak, maka perubahan warna yang permanen pada bagian itu akan terjadi begitu pakaian terkena panas dari seterika atau terkena panasnya mesin pengering.

Perubahan warna yang disebabkan oleh zat asam umumnya terjadi karena kesalahan si pemilik pakaian yang membiarkan noda tersebut tidak segera dibersihkan dalam waktu yang relatif lama.
Dalam hal ini, tentu saja yang bertanggung jawab adalah si pemilik pakaian itu sendiri.
Perubahan warna yang terjadi walaupun tidak terkena zat cair yang bersifat asam, mungkin saja terjadi. Hal ini terjadi karena pakaian terkena zat pewarna yang sangat bersifat asam, yang tidak dinetralkan dengan maksimal pada saat proses penyelesaian kain tersebut oleh pabrik tekstil pembuatnya. Jika terjadi hal semacam ini, tentu yang harus bertanggung-jawab adalah pabrik tekstil tersebut.

Si petugas laundry bagian pencucian terkadang ada yang dapat menetralkan perubahan warna ini tergantung pada lamanya bahan pewarnaan telah mengenai kain dan juga tingkat sensitivitas keasaman zat pewarna. Sayangnya, perubahan warna yang terjadi umumnya permanen, sehingga sulit dapat di perbaiki.

Referensi : Buletin IFI, Januari 2001

Editing by H. Santosa Budhi HP CLM MBA
Laundry Trainer & Expert Laundry

Chat Now!
Butuh Bantuan?
Hi, ada yang bisa kami bantu?