Tukang Cuci atau Pengusaha Jasa Laundry

Seorang teman curhat pada saya tentang sulitnya mendapat dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya untuk niatnya menjadi pengusaha. Dia pelanggan Mesinlaundry.com yang sudah buka jasa laundry di Situbondo, sebuah kota kecil di pesisir utara Jawa Timur.

“Ibu mertua saya nangis Pak…Saat beliau tahu anaknya jadi tukang cuci. Padahal beliau berharap anaknya yang sarjana bisa menjadi karyawan sebuah perusahaan. “Masa aku sekolahkan tinggi-tinggi sekarang hanya jadi tukang cuci!”Itu yang beliau katakan Pak..”

Mendengar ceritanya saya tidak bisa menahan senyum lebar, membayangkan perasaan ibu mertuanya bila tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bahwa anaknya adalah tukang cuci yang kerjanya hanya memantau karyawannya mengoperasikan mesin Laundry, yang penghasilannya lebih besar dari gaji sarjana S1 yang baru lulus.

Begitulah yang terjadi di Indonesia. Entah, mungkin karena terbawa suasana zaman kolonial dulu bahwa profesi yang paling terhormat adalah menjadi karyawan pemerintahan, yang kedua menjadi karyawan perusahaan.

Di negara kita, sebagian masyarakat masih berpikir bahwa pengusaha itu adalah orang yang memiliki pabrik besar, atau orang yang memiliki banyak kendaraan angkutan umum seperti bus, kapal laut, atau pesawat terbang. Mereka belum biasa menerima adanya usaha laundry, usaha kuliner, usaha trading, dan lain-lain. Mereka masih menganggap bahwa usaha laundry itu sekedar tukang cuci, usaha kuliner itu sekedar buka warung, usaha trading itu sekedar makelaran. Mertua teman saya adalah termasuk dalam masyarakat itu, yang belum bisa membayangkan bahwa dengan hanya membersihkan baju kotor orang lain bisa menjadi jutawan.

Padahal dengan membeli paket usaha laundry di Mesinlaundry.com kita bisa mendapatkan kembali modal dalam waktu kurang dari setahun, sehingga selanjutnya tinggal mengumpulkan untung.

“Lalu apa yang harus saya lakukan Pak?” Teman saya bingung.

Hanya ada satu cara bila dia ingin meneruskan niatnya, memilih dan memutuskan jadi pengusaha, yaitu dia harus segera membuktikan bahwa mereka bisa makmur sebagai pengusaha jasa Laundry. Mereka, teman saya dan istrinya, harus bisa membahagiakan ibunya secara materi dengan menggunakan hasil dari usaha jasa Laundry.

Kita harus “mendidik” dan mengubah paradigma masyarakat tentang kewirausahaan, dengan pembuktian-pembuktian hasil tindakan kita, tidak sekadar berwacana. Mungkin pelan, tapi pasti, bersama dengan semakin banyaknya bukti keberhasilan pengusaha-pengusaha baru, akan terjadi pergeseran pola pikir masyarakat kita tentang kewirausahaan.

Tetap semangat teman, buktikan kepada orang tua dan kerabatmu bahwa pilihanmu menjadi wirausahawan adalah pilihan terbaik!

Editing by Faiz Amien Jaya
Laundry Trainer & Laundry Business Coach

Chat Now!
Butuh Bantuan?
Hi, ada yang bisa kami bantu?